Cari Blog Ini

Minggu, 09 Oktober 2011

Penjualan Tiket Sepi Pembeli


Liputan6.com, Jakarta: Jelang pertandingan tim nasional Indonesia melawan Qatar pada 11 Oktober nanti, telah dibuka penjualan tiket di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, mulai Ahad (9/10). Namun pantauan SCTV hingga siang ini sepi pembeli. Saat ini kurang dari seratus lembar tiket terjual.

Ada 1.800 lebih lembar tiket dijual untuk kategori I, II, dan III. Sedangkan buat kategori VVIP dan VIP dijual sebanyak 1.500 lebih. Tiket kategori I dijual seharga Rp 100 ribu, kategori II seharga Rp 75 ribu, dan kategori III seharga Rp 50 ribu. Sementara VIP timur dipatok harga Rp 150 ribu, VIP Barat Rp 250 ribu dan VVIP seharga Rp 500 ribu.

Pertandingan ini sangat penting bagi Indonesia untuk membuka peluang lolos. Sebab pada laga pertama putaran Grup E Pra Piala Dunia 2014 Zona Asia melawan Iran, Bambang Pamungkas dan kawan-kawan kalah 0-3. Lalu pertandingan kedua melawan Bahrain juga tak mampu berbuat banyak. Indonesia takluk 0-2.

Tuna Rungu dengan Segudang Prestasi

Alya Zuamitha Thamrin, Agus Ginanjar, dan Rudy Utomo
09/10/2011 12:30
Liputan6.com, Jakarta: Dian Inggrawati Soebangil memang luar biasa. Terlahir dengan keterbatasan, tak membuat dia membatasi hidupnya. Dian malah memerangi keterbatasan yang ada dan meraih sederet prestasi menganggumkan.

Menurut Ratih Prasidhawati Hermawan, ibunda Dian, sejak kecil putrinya sudah menunjukkan berbagai bakat. Lebih dari 400 piala untuk lomba lukis, tari, masak, dan fashion show diraih wanita berusia 27 tahun itu.

"Dia harus percaya diri. Itu yang saya tanamkan kepada dia. Jika orang lain bisa, dia juga bisa," kata Ratih.

Ratih mengungkapkan, sewaktu mengandung Dian delapan bulan, dirinya terjatuh dalam selokan. Musibah itu ternyata merusak gendang telinga Dian. Anaknya hanya bisa mendengar suara yang sangat keras.

Namun Dian tak minder. "Saya memiliki telinga kiri 90 desibel, kalau kanan hanya 55 desibel. Tapi telinga kiri tetap bisa mendengar, kalau telinga kanan sudah tidak bisa mendengar," ujar Dian.

Prestasi Dian seolah tak bisa dibendung. Pada Juli 2011, ia mengikuti kontes Miss Deaf World di Praha, Chechoslovakiam dan berhasil meraih second runner up atau juara ketiga. Padahal ini pertama kali Indonesia ikut serta dalam ajang internasional yang diikuti 38 negara tersebut.

"Semua orang bertepuk tangan saat itu. Saya sampai tak percaya jika anak yang berdiri di depan itu Dian," ujar Ratih.

Dalam ajang tersebut, sarjana desain komunikasi visual ini membawakan tarian Betawi dengan pesan khusus kepada dunia. "perasaan saya senang dan saya sangat bangga mewakili Indonesia karena itu mengharumkan nama Indonesia. Saya benar-benar percaya diri karena inspirasi bagi semua orang," ungkap Dian.

Sambil terus memotivasi kaum difabel, hari-hari Dian kini diisi dengan melakukan kegiatan yang ia sukai. Dian biasa menjahit, merajut, menggambar, atau mendesain di komputer. Dia jgua kerap berolah raga, seperti lari pagi dan berenang.

Dian berencana membuka rumah mode khusus tuna rungu dan menyelenggarakan pemilihan Putri Tuna Rungu Indonesia. Hal ini untuk mempersiapkan penerusnya di Miss Deaf World agar ada yang kembali mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.(ULF)

Jumat, 07 Oktober 2011

Satu Pelaku Bom Gejayan Kabur

KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN Inilah bagian akhir selebaran yang ditemukan di depan lokasi ledakan yang menghancurkan mesin ATM BRI dan menganguskan ATM BNI di Jalan Gejayan, Yogyakarta, Jumat (7/10/2011) pukul 02.10

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Satu pelaku ledakan bom di ATM BRI dan BNI Gejayan, Yogyakarta, yang diduga bernama Rn melarikan diri dan belum ditemukan hingga saat ini. Sementara itu, satu orang yang juga diduga pelaku bernama Bill asal Bandung masih diperiksa polisi.
Kepala Kepolisian Daerah DIY Brigadir Jenderal (Pol) Cuk Basuki, Jumat (7/10/2011), mengatakan, satu pelaku yang kabur bernama Rn asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Sedangkan satu orang terduga lagi bernama Bil telah diamankan di Polsek Depok Barat.
"Pelaku diduga membawa bahan bakar dan membakar ATM. BRI terus terjadi ledakan. Kaca ATM BNI yang di sebelahnya tidak pecah," paparnya.
Ari Susanto, penjaga Indomaret sekaligus saksi, mengungkapkan, seseorang berlari ke arah utara menuju Jalan Alamanda dan kemudian menghilang. Sementara itu, saksi lainnya bernama Mika yang berada di lokasi melihat seorang laki-laki yang mencurigakan ditangkap warga kemudian diserahkan kepada polisi yang datang.
Menanggapi selebaran yang ditemukan di depan lokasi ledakan, Cuk mengatakan, selebaran itu berisi komitmen dari sebuah kelompok yang merasa terasing dan kemudian berusaha memusuhi pemerintah.

Sibuk "Reshuffle", SBY Tetap Bahas Bom Yogya

KOMPAS/ALIF ICHWAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
BOGOR, KOMPAS.com — Di tengah kesibukan melakukan pembahasan intensif dan eksklusif terkait reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II bersama Wakil Presiden Boediono, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap memberikan perhatian atas kondisi keamanan negara.
Berkaitan dengan peristiwa ledakan keras yang diduga bom di Yogyakarta, Presiden sempat memanggil pejabat terkait. Beberapa anggota kabinet yang dipanggil Presiden antara lain Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, Panglima TNI Agus Suhartono, dan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Ketiganya datang ke kediaman Presiden di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jumat (7/10/2011).
"Presiden selalu memberi perhatian, memprioritaskan semua yang berkaitan dengan ancaman," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa kepada para wartawan di Cikeas.
Seperti diwartakan, ledakan keras yang diduga bom menghancurkan mesin ATM BRI serta menghanguskan satu mesin ATM BNI di Jalan Gejayan, DI Yogyakarta, Jumat (7/10/2011) sekitar pukul 02.10. Satu orang yang diduga pelaku diamankan polisi.
Lokasi ledakan persis berada di samping swalayan Vikita. Mesin ATM BRI tampak hangus dan mesin di dalamnya hancur, sedangkan mesin ATM BNI masih utuh meski ruangannya sebagian hangus.

Ledakan di Yogya Diduga Terkait Solidaritas Internasional

Aloysius Budi Kurniawan/KOMPAS Puslabfor Polri Periksa Lokasi Ledakan di Gejayan, Yogyakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi  peledakan ATM BRI di Gejayan, Yogyakarta, Jumat (7/10/2011) dinihari, diduga terkait dengan aksi solidaritas internasional perlawanan terhadap apa yang mereka sebut eksploitasi kapitalisme dan kolonialisme baru di pelbagai negara.
Jejak dugaan ini terlihat dari selebaran yang ditemukan di lokasi kejadian. Dalam selebaran yang mengecam negara, korporasi, polisi, dan militer, tercantum nama "Lucio Tortuga".
"Ini merupakan kelompok baru dan tidak terkait dengan kelompok ideologi radikal keagamaan tertentu," ujar Direktur Eksekutif Maarif Institut, Fajar Rizalul Haq, dalam siaran persnya yang dikirim ke Kompas.com, Jumat.
Menurutnya, Lucio adalah seorang pemuda Chili yang tengah dalam proses hukum di Kepolisian Chili karena meledakkan bom di sebuah bank. "International Revolutionary Front" yang disinggung di bagian penutup selebaran merupakan nama jaringan mereka. "Jaringan kelompok ini ada di Cile, Rusia, Jerman, Yunani, dan Mexico," ungkap Fajar.
Dilihat dari isi selebaran di sekitar lokasi kejadian, ia menduga, motivasi tindakan anarkis ini merupakan bentuk perlawanan terhadap rencana pertambangan besi di Kulonprogo dan tindakan represif aparat kepolisian yang menahan Tukijo, seorang aktivis petani yang vokal.
Dia mendesak Kepolisian untuk segera menangkap otak dibalik kejadian tersebut. "Segera memastikan apakah ini terkait jaringan lama atau justru jaringan baru yang tidak terkait ideologi agama. Akan sangat berbahaya jika kejadian di Yogya digerakkan pemain dan jaringan baru," kata dia.
Ledakan keras yang menghancurkan mesin ATM BRI dan menghanguskan satu mesin ATM BNI di Jalan Gejayan, Yogyakarta, Jumat (7/10/2011), terjadi sekitar pukul 02.10 dini hari tadi.
Satu pelaku berinisial Bill sudah diamankan polisi. Pelaku lainnya, Rn, masih dalam pengejaran polisi. Ledakan tersebut diduga disebabkan oleh bom molotov berbahan bakar bensin. Ledakan mengakibatkan monitor ATM dan AC pendingin berantakan.

Tiga Saksi Diperiksa Terkait Bom Yogya

Aloysius Budi Kurniawan/KOMPAS Puslabfor Polri Periksa Lokasi Ledakan di Gejayan, Yogyakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak kepolisian telah memeriksa tiga orang saksi terkait ledakan yang diduga bom molotov di ATM BRI, kawasan Jalan Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (7/10/2011) dini hari. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton BAchrul Alam, di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, hari ini.
"Sekarang diperiksa tiga saksi untuk didalami. Saksi melihat beberapa orang melarikan diri dan tas ada yang tertinggal. Mereka lari dengan sepeda motor hitam," ujar Anton.
Anton mengatakan, saat peristiwa terjadi, ada seorang anggota kepolisian yang tengah bertugas sehingga dapat mengamankan salah seorang yang diduga pelaku. Namun, nama terduga pelaku belum dapat disampaikan kepada publik karena masih dalam proses penyelidikan.
Ledakan keras yang diduga bom itu menghancurkan mesin ATM BRI serta menghanguskan satu mesin ATM BNI di Jalan Gejayan, Sleman, Yogyakarta, dini hari tadi. Salah satu saksi, Ari Susanto, penjaga swalayan yang berlokasi sekitar 50 meter dari tempat ledakan, ledakan keras  menggetarkan dinding kaca-kaca toko. Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Irwan Ramaini mengungkapkan, pihaknya berhasil mengamankan seseorang yang diduga pelaku. Pria yang diduga pelaku tersebut kini diamankan di Polsek Depok Barat.

Shell Gandengan Astra Pasar Pelumas Merek Bersama


kompas.com/red
Astra Otoparts menggandeng Shell memasarkan oli dengan merek bersama
JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk memperkuat bisnis komponen otomotifnya, di Indonesia, PT Astra Otoparts Tbk bekerjasama dengan Shell  meluncurkan merek bersama, Shell-Astra. Pasar yang dibidik adalah kendaraan bermotor.
Pasokan pelumas menjadi tanggung jawab  Shell, sedangkan pemasaran dilakukan melalui jaringan Grup Astra di Indonesia. Menurut Antara (7/10), Darmawan Widjaya, Direktur Astra Autoparts mengatakan, "Fokus pemasaran memanfaatkan jaringan Shop&Drive di Jawa dan Bali dengan total 134 gerai."
Country General Manager Shell divisi Pelumas, Johari Jalil mengatakan, kerjasama ini dilakukan berdasarkan kekuatan dan keunggulan masing-masing perusahaan. "Shell memimpinpasar pelumas global dan Astra penguasa pasar otomotif di Indonesia," ujarnya.
Sebagai tahap awal, varian pelumas yang diluncurkan adalah Shell Helix AJ 10W-30 for Astra dalam kemasan 1 L dan 4 L dan Shell Helix 10W-40 for Astra dalam kemasan 1 L dan 4 L.